Kali ini saya akan membahas sebuah film berjudul Babel. Overall, it's a great movie. I insist you to watch it..
Babel adalah sebuah film drama yang dirilis pada 10 November 2006. Film ini merupakan hasil arahan sutradara Alejandro González Iñárritu.
Babel mengisahkan empat kehidupan di tiga benua yang tidak terhubung secara komunikasi. Namun, empat kehidupan tersebut memiliki satu garis merah yang dapat menghubungkan kehidupan satu sama lain.
Kisah yang pertama datang dari perbukitan gurun pasir di Maroko. Menceritakan dua anak kecil yang sedang mencoba senjata yang baru saja dibelikan oleh ayahnya. Senjata itu dibeli oleh ayahnya dengan tujuan untuk menjaga hewan-hewan saat menggembala, namun senjata itu malah membuat masalah yang panjang. Dua orang anak kecil itu mencoba senjata barunya untuk memastikan bahwa senjata itu mampu menembak sasaran hingga 3 kilometer. Mereka berdua saling unjuk kebolehan. Alhasil, mereka justru menembak salah satu penumpang dari bus wisata yang sedang melewati jalan perbukitan. And the story begins.
Di saat yang bersamaan, Seorang wanita keturunan Meksiko mengadu nasib di Amerika serikat untuk mengasuh dua anak kecil yang ditinggal orang tuanya yang pergi berlibur. Saat sedang mengasuh, wanita tersebut menerima telepon bahwa dia harus datang di acara pernikahan putranya esok hari. Karena orang tua anak tersebut tidak bisa pulang dan si wanita tidak menemukan pengganti untuk mengasuh anak-anak itu, akhirnya si wanita mengajak anak-anak itu ke meksiko.
Kedua orang tua anak-anak tersebut adalah turis yang sedang berlibur di Maroko. Sang istri adalah korban penembakan oleh dua orang anak penggembala setempat. Masalah dan garis merah mulai jelas, namun masih ada satu kehidupan yang belum diceritakan.
Saat yang bersamaan di Jepang, diceritakan seorang gadis yang sensitif dan pemberontak. Sang ayah dari gadis tersebut prihatin dengan kehidupan anaknya, karena gadis tersebut bisu tuli sejak kecil dan ditinggalkan ibunya dengan kematian yang tragis. Sang gadis juga memiliki masalah 'keperawanan' yang membuat dia merasa terkucilkan oleh teman-temannya. Sementara itu, sang ayah ternyata sedang dicari-cari kepolisi
an setempat mengenai senapan yang dia gunakan ketika berburu di Maroko. Sang ayah gadis tersebut memberikan senjata berburunya kepada tour guide ketika dia sedang berburu di Maroko. Yang pada akhirnya, senjata itu dijual dan dibeli oleh ayah dua orang anak penggembala itu.
Di sini saya mulai bingung apa yang sebenarnya terjadi. Perlukah bagian kehidupan gadis jepang tersebut masuk dalam cerita? Karena pada dasarnya garis merah yang menyentuh bagian kehidupan gadis tersebut tidaklah kuat. Hanya karena ayahnya adalah pemilik senjata yang asli? I guess not.
Kesimpulan yang bisa saya ambil adalah setiap tindakan pasti ada resikonya. Entah itu datangnya darimana dan kapan, tapi timbal balik dari sebuah perbuatan pasti akan datang. Somehow, you'll get the answer before you ask. Kita sudah mendapatkan jawaban bahkan sebelum kita bertanya. Itu garis besar yang bisa saya ambil dari film Babel.
Kisah yang pertama datang dari perbukitan gurun pasir di Maroko. Menceritakan dua anak kecil yang sedang mencoba senjata yang baru saja dibelikan oleh ayahnya. Senjata itu dibeli oleh ayahnya dengan tujuan untuk menjaga hewan-hewan saat menggembala, namun senjata itu malah membuat masalah yang panjang. Dua orang anak kecil itu mencoba senjata barunya untuk memastikan bahwa senjata itu mampu menembak sasaran hingga 3 kilometer. Mereka berdua saling unjuk kebolehan. Alhasil, mereka justru menembak salah satu penumpang dari bus wisata yang sedang melewati jalan perbukitan. And the story begins.
Di saat yang bersamaan, Seorang wanita keturunan Meksiko mengadu nasib di Amerika serikat untuk mengasuh dua anak kecil yang ditinggal orang tuanya yang pergi berlibur. Saat sedang mengasuh, wanita tersebut menerima telepon bahwa dia harus datang di acara pernikahan putranya esok hari. Karena orang tua anak tersebut tidak bisa pulang dan si wanita tidak menemukan pengganti untuk mengasuh anak-anak itu, akhirnya si wanita mengajak anak-anak itu ke meksiko.
Kedua orang tua anak-anak tersebut adalah turis yang sedang berlibur di Maroko. Sang istri adalah korban penembakan oleh dua orang anak penggembala setempat. Masalah dan garis merah mulai jelas, namun masih ada satu kehidupan yang belum diceritakan.
Saat yang bersamaan di Jepang, diceritakan seorang gadis yang sensitif dan pemberontak. Sang ayah dari gadis tersebut prihatin dengan kehidupan anaknya, karena gadis tersebut bisu tuli sejak kecil dan ditinggalkan ibunya dengan kematian yang tragis. Sang gadis juga memiliki masalah 'keperawanan' yang membuat dia merasa terkucilkan oleh teman-temannya. Sementara itu, sang ayah ternyata sedang dicari-cari kepolisi
an setempat mengenai senapan yang dia gunakan ketika berburu di Maroko. Sang ayah gadis tersebut memberikan senjata berburunya kepada tour guide ketika dia sedang berburu di Maroko. Yang pada akhirnya, senjata itu dijual dan dibeli oleh ayah dua orang anak penggembala itu.
Di sini saya mulai bingung apa yang sebenarnya terjadi. Perlukah bagian kehidupan gadis jepang tersebut masuk dalam cerita? Karena pada dasarnya garis merah yang menyentuh bagian kehidupan gadis tersebut tidaklah kuat. Hanya karena ayahnya adalah pemilik senjata yang asli? I guess not.
Kesimpulan yang bisa saya ambil adalah setiap tindakan pasti ada resikonya. Entah itu datangnya darimana dan kapan, tapi timbal balik dari sebuah perbuatan pasti akan datang. Somehow, you'll get the answer before you ask. Kita sudah mendapatkan jawaban bahkan sebelum kita bertanya. Itu garis besar yang bisa saya ambil dari film Babel.